Selasa, 13 November 2012

Monolog: Ego dan penyesalanku



Di rumah yang luas dan sepi, yang hanya terdapat ayah, ibu, dan adik.
Tak selamanya Keadaan selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan dan bisa saja keaadaan  tak terduga datang dan pergi secara mendadak.
Senin cerah dimana semua orang melakukan aktivitas,
“Ibu saya berangkat sekolah dulu (tersenyum)
‘hati-hati  sahut si ibu
20 menit berlalu sampai disekolah dan telat 5 menit dan diperbolehkan masuk. dikelas dengan semangat, (duduk dikursi kelas) sekelompok teman mengejek aku
‘huuuuu hari gini telat… makanya punya kendaraan donk (sambil tertawa)
Ada apa dengan diriku semua orang tertawa melihatku disaat aku terlambat masuk sekolah aku malu disaat orang mengatakan aku tidak mempunyai kendaraan… aku benci dengan keadaan ini (sambil berjalan menendang kaleng).
Sampai dirumah dengan keadaan kelelahan
“assalmualaikum
‘walaikumsalam (sahut ibu)
Berjalan menuju ruang makan (aku dan ayah membicarakan apa yang aku inginkan)
“ayah? Setiap aku dikelas aku selalu diejek teman terlambat karena tidak punya kendaraan, ayah aku juga mau sperti mereka yang mempunyai motor gede.
‘ia ia sabar nak, ayah akan membelikan motor gede tapi? Dengan satu syarat, kamu harus mencapai nilai yang baik diakhir smester jika kamu ingin ayah belikan motor (menepuk pundak anaknya)
“yang benar ayah akan belikan motor, baiklah aku akan belajar lebih rajin lagi (huuu dan sumringah)
Tepat diakhir semester akupun pulang kerumah dengan raut wajah bahagia membayangkan motor gede yang aku idam-idamkan,
Sesampainya dirumah aku memperlihatkan raporku yang berisikan nilai diatas rata-rata dan mendapatkan peringkat 1 dikelas, ayah, ibu, dan adikku semua gembira mendengarkannya.
“ayah dimana janji ayah mana kunci motornya ayah?!!!
Ayah berjalan tepat berhenti di depanku dia memberikan benda yang ada dibelakangnya tersebut dan memberikan Sajadah dan Al-Quran (ayah tersenyum)
“ada apa ini ayah (aku mengambil pemberian sajadah dan Al-Quran dan meletakkan kembali)
“ayah dimana janji ayah yang ingin menepati janji (marah sambil mengata-ngatain )
Ayah terkena serangan jantung .
“ayah bangun ayah (tersedu2)
Ayahnya akhirnya pergi untuk selama-lamanya
Tepatnya 4 hari setelah ayah pergi, (sambil berjalan mengambil Al-Quran dan membacanya) Adzanpun berkumandang aku bentangkan sajadah untuk melakukan ibadah sholat, selesai sholat (mengulung sajadah) aku menemukan kunci (berlari kearah ibu)
“Ibu kunci apa ini ibu??? Jawab!!! (berkaca-kaca)
‘itu adalah kunci motor pemberian ayahmu nak (smbil menangis dihadapanku)
Dengan rasa tak percaya dan penuh penyesalan aku menangis dengan penuh rasa bersalah
“TIDAAAKKKKK…..

tips monolog: anda bisa menggunakan 2 pembicara atau lebih dan bisa menggunakan cara menceritakannya maupun merubah menjadi sipembicara kedua

Tidak ada komentar: