Jumat, 14 Oktober 2011

Puisi: Air Mata Oktober


Kebiasaan di tengah malam dingin mengigit seperti ini,
aku masih berusaha memandangi bintang walau tertutup awan mendung.
Berusaha menghitungnya sebagai penghibur laraku yang terpecah melukai hati.Masih tampak dihadapan, ribuan bintang menghiasi langit yang hitam.Sekiranya Tuhan mengizinkan aku dapat mendengar celotehan bintang-bintang itu, dan sinarnya dapat berbicara,
tentu banyak kisah yang dapat aku catat dalam memory ingatan.
Kisah tempo yang menggembirakan hati, saat kau dan aku masih bersama.
Canda dan tawa menghiasi hari-hari yang indah, atau saat pertama kali ku ulurkan jemari ini memperkenalkan diri padamu,
hingga bulan oktober merupakan bulan keramat bagiku.
Karena terdapat 3 peristiwa besar yang saling beriringan.
Pertama, hari saat ulang tahunmu.
Kedua, peristiwa sehari sesudahnya, yang aku yakin masih segar di ingatanmu, meski kau telah berusaha melupakannya sama seperti aku.
dan yang ketiga, peristiwa setahun setelah itu, yang kusebut sebagai "AIR MATA OKTOBER".
Tak dapat di elakkan oase itupun terjadi.
Skenario Tuhan telah menggariskannya,
element-element bersejarah itu telah bergulir dalam setiap mozaik kehidupan yang patut di lihat.
Demikian sunatullah yang tercatat di Arasy Tuhan.
Ini catatan penting sebagai i'tibar bagi siapapun.
Mungkin aku terlalu fokus pada satu mawar, hingga aku lupa pada bunga-bunga yang jauh lebih indah.
Dan saat tangan ini tertusuk duri, seolah darahku habis menetes bersama kebencian.
Aku bersyukur.
Aku menjadi dewasa akan hal itu dan dapat lebih memahami arti sebuah mawar.
Dan saat seperti ini pula dulu terjadi.
Saat kata-kata petir pertanda hujan airmata akan jatuh." Mungkin ini yang terbaik untuk kita, jalan masing-masing ini lah yang akan membuat kita lebih bahagia. Terimakasih atas semua yang telah kau berikan dan Maaf !! ", itu katamu.
Meski cinta kita tak setegar cintanya ZULAIKHA terhadap YUSUF atau QAIS dan LAILA, tentu dibalik semua itu aku menginginkan "PERSAHABATAN" seperti yang telah kita janjikan.
Bukan maksudku mengundang air matamu,
biarlah ribuan bintang itu mengabadikan cerita cinta kita dalam galaksi Nya.
Walau aku tak mendengar celotehan nya, tapi sejarah telah mencatat dengan tinta emas yang sangat berharga sebagai pelajaran yang dapat kita petik.
Dan aku akan berdiri sendiri menunggu sampai fajar kebahagiaan itu mengakhiri malam-malam kedukaan.
Semoga lentera kehidupan yang baru itu dapat menentukan jati diri yang sesungguhnya, dari misteri gelap yang penuh TEKA-TEKI.
Terakhir, dari hati yang terdalam ini melantunkan sebaris permintaan,
semoga do'a itu dikirim kepada Tuhan, dan dikabulkan.
" Ya Allah, berikanlah ia kesehatan, semakin elok tabiat dan akhlaknya, semakin cantik parasnya, semakin cerdas cara fikirnya, serta LULUS dalam mengahadapi ujian akhir. Aamiin ".
Dari orang yang pernah menoreh cinta di hatimu
Aku.

Tidak ada komentar: